9.13.2011

Perubahan Dalam Hidup

Pagi ini tiba tiba saya teringat dengan suatu perbincangan beberapa bulan lalu dengan teman teman saya.
Beberapa teman saya pernah bilang " buat orang2 seumuran kita, terutama buat cewe, perubahan umur dari 21 ke 25 tuh ga bakal kerasa sama sekali..tau tau lo bangun, umur lo uda 25 dan udah mulai kaya dikejar2 deadline buat nikah blablabla " dan statement itupun diiyakan oleh teman2 saya yang sudah merasakan itu dan sudah berada di fasa 25an. Jujur saja, begitu mendengar kalimat itu, rasanya saya seperti dipaksa berdiri ( bukan bangun lagi ) setelah bangun tidur. Saya benar benar tidak ingin merasakan itu. karena menurut saya, disaat sudah merasakan hal seperti, tandanya hidup yang sudah kita alami kemarin kemarin rasanya datar datar saja, tanpa peningkatan yang berarti. Entah memang kenyataannya seperti itu, terjebak dalam hidup yang monoton atau memang tidak menyadari perubahan perubahan yang terjadi setiap harinya.

Tapi menurut saya, point yang kedua akan menyebabkan terjadinya point yang pertama. Karena bagi saya setiap hari, kita pasti "belajar" sesuatu. entah apapun itu dan harusnya kita merasakan itu. Untuk saya, saya sangat berusaha untuk bisa merasakan perubahan yang terjadi pada diri saya setiap harinya. Saya ingin disaat saya bangun tidur, saya menyadari bahwa saya sudah berada pada umur dan tingkatan sekian dalam hidup saya. Saya ingin menyadari semua yang sudah saya lakukan di hari hari saya sebelumnya dan mengambil pelajaran dari itu semua. Saya ingin mulai menata hidup saya kembali, membuat target target penting dari hdup saya. Saya ingin menjadi "sesuatu"  dan menghasilkan "sesuatu" di umur 25. Karena menurut saya 25 merupakan pintu untuk menuju tingkatan hidup saya berikutnya. Itu janji saya pada diri saya sendiri. Mungkin terdengar sangat ambisius, tapi terkadang rasa ambisius itu perlu juga untuk memaksimalkan semua "fungsi kerja" pada diri saya. Saya tidak ingin ada kata "gini gini aja" "datar" atau apapun itu dalam hidup saya. Walaupun orang melihat seperti itu, saya tidak perduli. setidaknya saya merasakannya.

Teman teman saya pernah bertanya, apakah menikah juga merupakan salah satu target saya? hmm, jawabannya adalah TIDAK. Untuk yang satu itu, saya tidak pernah menargetkan diumur berapa saya akan melepas masa lajang saya. Dan bersyukur juga saya berada di tengah tengah keluarga yang tidak pernah mempertanyakan hal itu. Orang tua saya adalah orang yang paling "bebas" untuk masalah itu. Saya tidak pernah setuju sebenarnya dengan teman teman saya yang membuat target untuk hal yang satu ini. Entah kenapa, sampai saat ini belum ada yang bisa memberikan jawaban yang bisa saya terima untuk membuat "target nikah". Karena menurut saya, menikah adalah masalah kesiapan. Siap jasmani dan rohani. Coba bayangkan apa yang terjadi jika anda sudah berumur 25 dan menargetkan untuk menikah diumur itu namun anda belum memliki kesiapan mental ataupun jasmani? anda akan merasa seperti dikejar kejar bukan? dan entah apa yang akan terjadi dengan pernikahan anda. Hmmmmmm,,saya tidak mau itu terjadi kepada saya. Tapi saya tetap salut dengan orang orang yang berani mengambil keputusan itu. standing applause untuk mereka apapun hasil akhirnya, karena mereka sangat berani mengambil salah satu keputusan penting dalam hidup mereka. SALUT. 

Saya berterima kasih kepada orang orang disekitar saya yang telah mengajarkan saya tentang banyak hal dalam hidup ini. Terima kasih atas pelajaran pelajaran hidup, terima kasih atas kebahagiaan dan rasa sakit yang diberikan, Terima kasih.


Sekarang saya punya waktu kurang lebih 300 hari untuk mewujudkan target target saya. dan saya akan berusaha sebaik mungkin untuk mencapai itu.wish me luck :D


No comments:

Post a Comment